Fariz Roestam Moenaf atau lebih dikenal dengan nama Fariz RM, adalah seorang penyanyi sekaligus musisi senior Indonesia. Karya emasnya di antaranya lagu Nada Kasih, Panggung Perak, Barcelona, Sakura yang hingga kini masih kerap diperdengarkan oleh sejumlah penyanyi.
Pria kelahiran Jakarta, 5 Januari 1961 itu, dalam perjalanan bermusiknya pernah bergabung dalam grup musik Young Gipsy. Fariz muda saat itu bersama Debby danOdink Nasution kompak membawakan musik-musik rock Blues. Putra pasangan Roestam Moenaf, seorang penyanyi RRI Jakarta dan Anna Reijnenberg, seorang guru musik itu, mengawali memasuki panggung profesional pada 1977. Hal itu ditandai dengan keikutsertaanya bersama teman sekolah SMA-nya, Raidy Noor, Erwin Gutawa dan Ikang Fawzi mengikuti Lomba Cipta Lagu Remaja. Mereka yang saat itu pelajar SMA 3 Jakarta itu berhasil meraih juara III, dalam kejuaraan yang diadakan oleh radio Prambors Jakarta.
Fariz rm kemudian melanjutkan kuliah di Institut Teknoligi Bandung (ITB) jurusan Seni Rupa pada 1978. Baru pada 1980, dirinya merilis album sukses Sakura, yang kemudian mengantarkan namanya semakin sukses di dunia musik. Selain itu Fariz rm juga pernah membentuk kelompok musik Wow bersama Iwan Madjid dan Darwin B Rachman. Kemudian membentuk proyek musik Symphony dan Jakarta Rhythm Section, yang keseluruhan berhasil merilis lagu-lagu sukses. Fariz rm juga pernah berduet dengan Neno Warisma dalam menyanyikan lagu Nada Kasih. Deddy dhukun yang merupakan salah satu orang yang dekat dengannya merasakan bahwa Fariz rm adalah seorang guru bagi dirinya.
Fariz rm adalah seorang pribadi yang disiplin. Beliau menjadikan popularitas sebagai penjara secara tidak langsung karena dengan popularitas tersebut dia harus lebih berhati hati dalam berperilaku karena banyak yang akan memperhatikannya. Popularitas juga dijadikannya sebagai silaturahmi yang besar karena dengan popularitasnya, beliau dapat dikenal oleh banyak orang. Beliau adalah seorang musisi jenius yang bisa mengerti apa yang diinginkan oleh public, dan dia menjadi musisi bukan karena menginginkan popularitas tetapi karena beliau menyukai bidang seni.
Dari perkawinannya dengan Oneng Diana Riyadini pada 1989 itu, dikaruniai Ramanitya Khadifa (meninggal di usia balita), putri kembar Ravenska Atwinda Difa dan Rivenski Atwinda Difa yang lahir 26 Oktober 1991. Dan terakhir Syavergio Avia Difaputra lahir 11 September 1999. Beliau sangat mencintai dan menyayangi keluarganya. Bahkan beliau rela memindahkan studio musiknya dari daerah Rawamangun menjadi didekat rumahnya supaya dia mempunyai lebih banyak waktu untuk bersama dengan keluarganya. Beliau selalu berusaha menjadikan rumah menjadi suasana yang penuh dengan kenyamanan sehingga setiap anggota keluarga merasa betah dan nyaman berada dirumah. Bagi beliau sekarang ini banyak anak yang merasa lebih nyaman berada diluar rumah daripada berada dirumah karena keadaan yang kurang nyaman yang ada didalam rumahnya.
Di sisi kehidupan yang lain, istri mantan peragawati asal Semarang itu, mengaku pernah mengalami kecanduan alkohol dan mengonsumsi narkoba. Konon kebiasaannya tersebut menyebabkan dirinya menderita kanker liver pada 1996. Saat itu pula, Fariz tak banyak muncul menelorkan lagu-lagunya. Fariz, belakangan kembali berurusan dengan polisi karena narkoba. Pada 28 Oktober 2007 dini hari, dirinya ditahan polisi dalam sebuah razia di Jakarta, di mana ditemukan 1,5 linting ganja seberat 5 gram yang disimpan dalam sebungkus rokok miliknya. Dalam tes urine, yang dilakukan polisi, Fariz dinyatakan positif menggunakan narkoba jenis ganja. Ditahanan, beliau tidak hanya diam tetapi tetap berkarya dengan membuat biografi tentang dirinya. Beliau tidak pernah menyesali hal ini yang terjadi kepadanya dan tetap bersemangat untuk menjalaninya karena beliau mendapatkan dorongan dan semangat dari keluarga dan orang orang yang peduli dan mencintainya.
0 comments:
Post a Comment